DISTRIBUTOR PULSA TRONIK TERMURAH

Tips Memotret Dengan Kamera Saku



tips memotret dengan kamera saku digital
Amoeba Cell – Kamrea saku digital merupakan sebuah alat yang ringkas untuk merekam gambar. Meskipun fitur yang disuguhkan oleh pembuat tidaklah sempurna, tapi jika kita telah berhasil mengenali dan menguasai kamera kita tentu saja gambar yang dihasilkan akan tampak baik.

Kamera saku digital sudah banyak sekali beredar di kalangan masyarakat, dari mulai merek terkenal sampai merek abal-abal. 
Jika anda ingin membeli kamera digital sebaiknya lihat tips ketika akan membeli kamera saku.
Kembali ke topik kita….
Dalam pengambilan gambar kita mungkin tidak memikirkan tentang pengaturan pada kamera. Padahal demi terciptanya sebuah gambar yang baik, kita harus memahami teknik-teknik pengambilan gambar serta teknik pengaturan pada kamera itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa tips menggunakan kamera saku

1.      Ambil Gambar dengan jumlah banyak dalam satu obyek
Layaknya seorang fotografer professional, ambillah gambar sebanyak mungkin yang bisa anda buat dalam satu objek foto. Tentu saja dengan memfariasikan sudut pemotretan, setting karea dan juga komposisi.
Dengan cara itu kita bisa memilih gambar mana yang terbaik menurut pendapat kita. Toh dengan adanya teknologi digital kita tidak terbebani dengan tambahan biaya, karena foto yang tidak kita sukai dapat dengan mudah kita buang.

2.      Komposisi dan cahaya
Dasar fotografi yang berkenaan dengan komposisi, penyinaran maupun teknik memotret perlu anda kuasai. Komposisi dengan prinsip rule of third bisa menjadi awal. Buat garis imajiner yang membagi foto menjadi tiga bagian vertikal maupun horisontal. Lalu posisikan point of interest  di sepertiga atas/ bawah atau di kiri/ kanan.
Perhatikan arah datangnya cahaya, apakah dari belakang, samping atau depan. Kamera saku umumnya memiliki keterbatasan menghandle kontras tinggi. Karenanya anda mesti cermat mengatur komposisi agar cahaya berimbang ditiap bagian. Cahaya dari depan dan samping subjek bisa memberikan hasil yang lebih baik. Untuk pemotretan usahakan posisi objek menghadap sumber cahaya.

3.      Pegang kamera dengan baik
Seringkali kita menemui foto yang sudut pandang serta komposisi penyinaran sudah baik, tapi gambar kelihatan rusak ( blur ). Kesalahan memotret yang sering dilakukan dengan kamera saku yaitu shake atau kamera goyang ketika rana ditekan. Shake meningkatkan resiko blur (kekaburan) dan mengurangi ketajaman gambar.
Perhatikan agar jari-jari tidak menyentuh permukaan lensa dan flash ketika memotret. Tapak bekas jari bisa membuat gambar yang dihasilkan berkabut. Tangan serta jari sebaiknya tetap disamping dan bawah kamera untuk menjaganya  tetap stabil.

4.      Exposure
Banyak kamera saku saat ini sudah dilengkapi pengukuran cahaya  center weighted, spot, maupun matrix metering. Pengukuran matrix bekerja baik pada sebagian besar kondisi pencahayaan. Metering dibutuhkan untuk mendapat exposure yang tepat berkenaan dengan jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk merekam gambar pada sensor digital. Ada tiga seting yang mengatur exposure yaitu aperture/diafragma lensa (f-stops), shutter/kecepatan rana, dan ISO/ sensitifitas sensor.

Mode pemotretan otomatis yang berkenaan dengan exposure bisa dipilih sebagai berikut:

·         Aperture (A) priority, anda menentukan diafragma sedang kamera otomatis menentukan shutter speed yang dibutuhkan. 
·         Shutter Speed (S) priority, anda menentukan shutter speed sedang kamera otomatis menentukan bukaan diafragma yang dibutuhkan. 
·         Program (P) dan Otomatis, kamera menentukan seting bukaan diafragma maupun shutter speed yang dibutuhkan. 
·         Selain mode diatas ada juga scene pemotretan seperti: night scene, potrait, sport, dll.Hampir semua mode diatas memberikan hasil pengukuran exposure yang baik. Namun pada kondisi khusus seperti subjek terang dengan latar terang atau subjek gelap dengan latar gelap, anda membutuhkan kompensasi exposure yang memungkinkan menambah atau mengurangi jumlah cahaya dari yang ditunjukkan kamera. Metering bisa tertipu sehingga kendali anda diperlukan. Fitur kompensasi exposure termasuk mode manual sudah lumrah pada kamera saku sekarang.


5.      Mengunci titik focus
Letak titik fokus kamera saku biasanya ditengah sehingga  mengurangi keleluasaan mengatur komposisi. Trik yang bisa dilakukan yaitu dengan mengunci titik fokus. Caranya dengan menekan dan menahan rana setengah sampai subjek fokus. Terlihat di LDC garis segi empat berwarna hijau jika subjek sudah fokus. Lalu komposisi ulang foto atau recompose dengan menempatkan subjek di kiri atau kanan sesuai kehendak. Jika dirasa sudah baik, lanjutkan menekan penuh rana untuk mengambil gambar. Mengunci titik fokus memungkinkan anda membuat komposisi yang dinamis.

6.      Antisipasi shutter lag
Pemotretan dengan kamera saku sering tidak tepat waktu ( real time ) yang dimaksudkan adalah antara gambar di LCD dengan yang terekam bisa tidak sesuai karena ada jeda atau shutter lag. Untuk mengatasinya bisa coba trik mengantisipasi momen dengan cara memencet rana satu atau dua detik mendahului sebelum momen terjadi. Kemungkinan gagal tetap ada, namun dengan cara ini anda memperbesar kemungkinan untuk merekam momen yang dikehendaki.
Cara lain dengan memperkirakan jarak atau titik fokus dimana momen akan terjadi. Kunci fokus pada jarak tersebut dan tekan rana sepenuhnya ketika momen di kehendaki terjadi.

7.      Menggunakan zoom
Zoom pada kamera saku memungkinkan anda mengubah jarak objek sehingga benda yang jauh bisa tampak lebih dekat.
Sebaiknya hindari menggunakan digital zoom karena pertambahan jarak objek dihasilkan dari mengcrop gambar dengan  menggunakan hanya bagian kecil dari sensor. Penggunaan zoom juga mesti dipahami, zoom tidak hanya membuat subjek menjadi lebih dekat tapi juga mengubah persfektif foto. Pada posisi wide, latar belakang terlihat menjauh, sebaliknya posisi tele latar belakang yang jauh terlihat mendekat.
Anda harus banyak berlatih menggunakan zoom untuk mengetahui keterhubungan antara jarak, background, dan objek foto.

8.      Menggunakan flash
Flash biasanya dipergunakan pada pemotretan malam hari, di ruangan, atau siang hari sebagai fill in flash. Yang perlu diketahui, flash kamera saku kekuatan dan cakupannya terbatas. Ketika memakai flash pastikan jarak objek masih dalam rentang flash. Jarak 2-4 meter dari objek masih bisa dijangkau flash dengan baik.
Memakai flash bisa menjadi penyelamat pada kondisi low light saat kendali noise ISO tinggi kurang baik. Mode flash seperti red eye reduction bisa dipilih untuk pemotretan manusia di malam hari. Sedang fill flash dapat dipilih subjek yang ada diarea shadow karena backlighting. Agar efektif usahakan jarak pemotretan tidak terlalu jauh ketika melakukan fill in. Malam hari guna mengkombinasi available light dengan shutter speed rendah bisa menggunakan mode slow sync flash.

9.      Ukuran dan resolusi
Ukuran file foto yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya jika  hendak mencetak ukuran 4R, anda tidak butuh menggunakan ukuran maksimal 16 megapiksel, cukup pilih ukuran 8 megapiksel. Ukuran dan resolusi berpengaruh pada besar file foto yang akan dihandle.
Walau demikian perlu dimengerti bahwa ukuran dan resolusi foto yang terlanjur kecil tidak akan bisa diperbesar. Perbesaran menggunakan software tidak menghasilkan kualitas yang sama jika dibanding memotret dalam ukuran dan kualitas terbaiknya sejak awal. Cara ini memungkinkan anda mempunyai besar file yang cukup ketika perlu mencetak besar atau diperkecil sesuai kebutuhan. Jadi sebaiknya seting ukuran dan kualitas foto selalu pada resolusi terbaik atau fine (300 dpi).

Oke sobat… mungkin itu saja dulu penjelasan ringkas mengenai tips menggunakan kamera saku, semoga bisa membantu dan selamat mencoba.

Terima kasih telah berkunjung di blog Amoeba Photo & Celular
Share:

0 Comments:

Posting Komentar